Surabaya, cakrawalanews.co – Terinspirasi dari sejarah perdagangan komersial Indonesia yang pada awalnya dilakukan melalui aktifitas maritim para
pelaut pada zaman dahulu, Bateeq Store Tunjungan Plaza memamerkan koleksi Fall Winter 2019/2020, Kamis (25/4/19) sore.
‘Arung’ secara harfiah bisa diterjemahkan menjadi “untuk menyeberang” atau “untuk berlayar melalui” yang juga mempunyai gagasan berpindah dari satu tempat ke tempat lain atau menjelajahi laut dalam upaya untuk menemukan daratan baru.
Bateeq menampilkan 24looks dalam acara ini, terdiri dari 6 looks wanita dan 3 looks laki-laki dengan tiga motif yang disajikan antara lain Gatharish, Shindu dan Swarnadwipa. Gatharish berasal dari kata ‘Gata’ dan ‘Harish’. Gata berarti “telah pergi” dan Harish berarti “jalan
menuju kebebasan, kebahagiaan, dan ketenangan”.
“Penggabungan dari keduanya memiliki makna meninggalkan kehidupan yang lama menuju kehidupan baru dengan tujuan yang lebih baik,” kata Michelle Tjokrosaputro selaku CEO dan Creative Director Bateeq.
Motif batik lain yang tergabung didalamnya adalah Kawung Picis
dan Mega Mendung. Kawung Picis melambangkan harapan agar orang selalu mengingat asal-usul mereka, dan bahwa hati nurani seseorang adalah
kunci untuk keseimbangan dan kontrol batin. Untuk Mega Mendung menggambarkan awan yang muncul saat cuaca sedang mendung, mengekspresikan kemampuan untuk mengendalikan emosi atau untuk mengurangi kemarahan dalam situasi tertentu.
Palet warna yang digunakan dalam koleksi ‘Arung’ seperti maritime blue, Port Royale maroon, forest night green, dan warna merah coral dengan sentuhan benang metalik emas untuk kain jacquard.
Terlihat dalam koleksi kali ini sebuah kerah tambahan yang bisa dilepas-pasang terinspirasi dari kerah pelaut pada zaman dahulu, selain itu teknik kerut juga lebih diperlihatkan dalam koleksi kali ini. Aksesoris seperti neck band, elbow band, knee band ditambahkan untuk memberikan tampilan yang lebih aktif dan dinamis.
Dalam stylingnya dipadu-padankan beberapa lapis kain sebagai representasi dari gendongan barang yang berfungsi sebagai wadah dari barang dagang yang diperjual belikan pada masa itu dan juga
tali-temali yang menggambarkan tali pada kapal.
Bateeq juga berkolaborasi dengan salah satu industri rumah tangga lokal di Klaten, Jawa Tengah, yang mempekerjakan lansia untuk membuat kain Tenun Lurik (kain tradisional bergaris yang berasal dari Jawa) menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM).
Dapat terlihat penggabungan kain Tenun Lurik tersebut ke dalam koleksi kali ini, dengan tetap menggunakan bahan Bemberg dan Tencel dengan metode ramah
lingkungan yang kedua seratnya memiliki sifat semi sintesis dan biodegradable atau serat yang dapat terurai serta penggunaan bahan Tweed pada beberapa bagian dalam koleksi ini.
Koleksi Bateeq dapat dipakai dalam segala kesempatan, mulai dari outfit siang hari ke malam hari, dari acara formal ke acara yang lebih santai, selain tetap selalu mengikuti trend yang ada, juga tetap mempertahankan batik sebagai warisan budaya di Indonesia.(rur)