Sumenep, cakrawalanews.co – Setelah Meayani di Kepulauan Sumenep, Misi Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) di Pegerungan Besar Sumenep, Rabu (10/4/2019), berakhir dan akan dilanjutkan esok hari ke pulau Masalembu.
“Dari data yang masuk pasien tersebut tidak hanya dari warga Pagerungan saja tetapi juga yang ada di pulau-pulau sekitar,” kata dr. Henry Wibowo, SpAnd. MARS, Koordinator lapangan sejaligus sekretaris Yayayan Ksatria Medika Airlangga yang membawahi RSTKA.
Selama di Pegerungan Besar, menurut Dr. Henry terdapat beberapa kasus penyakit yang lumayan sulit untuk ditangani terutama untuk operasi. Operasi yang dilakukan oleh tim medis RSTKA dilakukan di atas Kapal RSTKA.
Salah satu operasi yang terhitung sulit dilakukan adalah operasi hernia di kedua sisi. Kehamilan dengan tekanan darah tinggi, kehamilan dengan bayi posisi melintang. “Selain itu semua pasien relatif mudah untuk ditangani. Rata rata hanya terserang penyakit yang umum,” tambahnya.
Para pasien yang telah melakukan perawatan lanjutan seperti operasi di atas kapal kemudian dirawat lebih lanjut di Puskesmas Pegerungan Besar sebagai pos kesehatan untuk pasien pasca operasi.
Dokter Henry menjelaskan misi sosial kali ini RSTKA bekerjasama Dinas Kesehatan Propinsi Jatim dalam rangka pelaksanakan program 99 hari hari gubernur Jawa Timur, dalam pelayanan kesehatan bagi penduduk di pulau terpencil yang ada di Pulau Sapeken, Pagerungan Besar serta Masalembu mulai 4-15 April.
Selain itu juga mendapat dukungan dari Yayasan Baitul Maal PLN, Investree, Northstar, juga Bank Mandiri. Dalam misi sosial kali ini RSTKA melibatkan puluhan tenaga medis dan non medis mulai dari dokter umum, dokter spesialis, perawat, kebidanan, mahasiswa kedokteran serta relawan dari berbagai disiplin ilmu.
“Untuk dokter spesialis meliputi spesialis bedah, gigi, penyakit dalam, anak, THT, Obgyn, bedah plastik, anestesi dan dokter mata,” kata Henry.
Henry menjelaskan secara ekonomi ketiga pulau memang cukup bagus tetapi karena berada di kepulauan yang lokasinya cukup terpencil sehingga pelayanan kesehatan yang didapat kurang memadai.
Bahkan lanjut Henry setelah misi sosial ini berakhir pihak RSTKA akan terus membuka komunikasi dengan petugas medis yang ada di pulau yang dikunjungi sehingga jika suatu saat jika mereka mengalami kesulitan maka tenaga bisa melakukan komunikasi dengan tim medis RSTKA di Surabaya.
“Jadi kami tidak berhenti disini saja, bisa konsultasi jarak jauh jika suatu saat mengalami kesulitan,” papar Henry.
Tak hanya itu setelah merampungkan misi kemanusiaan ini pihak RSTKA akan membuat laporan tentang kondisi fasilitas kesehatan kepada Dinkes Propinsi sehingga pihak Dinkes bisa menindalanjuti dengan data yang RSTKA berikan
Sementara Kabid Yankes Dinas Kesehatan Propinsi Jatim, dr. Dian Islami, MKes yang ikut memantau jalannya pelayanan kesehatan di Pagerungan, menjelaskan bahwa Gubernur Jatim memiliki komitmen yang kuat dalam pelayanan kesehatan warga kepulauan.
“Makanya dalam program 99 hari ini Ibu Gubernur menggandeng RSTKA untuk membantu memberi pelayanan kesehatan kepada warga kepulauan yang dalam hal pelayanan kesehatan memiliki kendala lebih berat kerimbang yang ada di daratan,” kata dr. Dian.
Kapal RSTKA dengan panjang 27 meter dengan lebar 7,2 meter dilengkapi dengan fasilitas cukup lengkap layaknya rumah sakit pada umumnya.
Di lambung kapal terdapat tiga kamar operasi, kamar obat, ruang pemulihan paska operasi, serta kamar para Anak Buah Kapal (ABK) ( jt/wan/grd)
Setelah di Pegerungan, RSTKA Unair meneruskan ke Masalembu
Leave a comment