Surabaya,cakarawalanews.co – Sebanyak 10 perusahaan yang berada di sepanjang aliran Sungai Brantas, menandatangani nota kesepakatan bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Singgasana Hotel Surabaya, Kamis (21/3).
Kesepuluh perusahaan itu, yakni PT Uni Charm Indonesia, PT Pabrik Gula Tjiwi Kimia, PT Cheil Jedang Indonesia, PT Kimia Farma (Persero), Tbk- Plant Watudakon, PT Ekamas Fortuna Paper Mill, PT PG RajawaliI, PT Perkebunan Nusantara X Surabaya, PT Gudang Garam, PT Suparma, dan PT Wings Surya.
“Bersama kami, kesepuluh perusahaan ini menyepakati beberapa komitmen di antaranya tidak membuang limbah ke aliran sungai, menjaga lingkungan sekitar tetap bersih dan sehat, serta menyiapkan instalasi pengelolahan air limbah dengan benar sesuai stardar,” kata Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak usai penandatanganan kesepakatan.
Menurutnya, Sungai Brantas punya posisi dan peran strategis bagi Jatim, dengan luas dan panjang sekitar 13.880 km2, sungai ini menguasai hampir sepertiga wilayah Jatim. Sungai ini mampu mengaliri 30.000 hektar persawahan. “Sungai ini juga dimanfaatkan untuk bahan air bersih PDAM dan dunia industri, karena itu, kondisi dan kualitas harus dijaga,” tegas Wagub.
Meski dari 87 perusahaan binaan Pemprov, baru 10 yang mendatangani kesepakatan, namun menurut Emil bukan suatu masalah, karena kesepakatan akan terus dilakukan secara bertahap. ”Sekarang meungkin baru sepuluh, saya yakin semua perusahaan akan mengikutinya, karena mau tidak mau itu harus dilakukan untuk anak cucu kita dimasa mendatang,” ungkapnya.
Ibu Gubernur Jatim, lanjut Emil, menaruh perhatian khusus pada persoalan lingkungan khususnya kawasan sungai. Bahkan di awal menjabat Bu Gubernur langsung mengadakan Inspeksi Mendadak (Sidak) bersama perangkat daerah, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) dan Perum Jasa Tirta I di sepanjang Kali Surabaya.
“Setelah Sidak, Bu Gubernur langsung memerintahkan untuk memasan CCTV di beberapa titik pencemaran dan pembuangan sampah, dan ini terbukti efektif sebagai salah satu cara agar tidak ada lagi yang melakukan pencemaran di aliran sungai,” imbuhnya.
Lebih lanjut dikatakannya, yang harus diubah saat ini adalah pola hidup dan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan. “Tidak bisa menjaga lingkungan hanya mengadalkan pemerintah, kami butuh kerjasama semua pihak, pola harus diubah sungai jangan dibelakangi tetapi harus menjadi muka depan rumah kita, jadi kita akan berusaha menjaga kebersihannya,” tukasnya.
Pola inilah yang sekarang juga dilakukan Gubernur Jatim, dimana di beberapa kesempatan, kerap menjamu tamu untuk makan malam, dan bercengkrama di teras belakang Gedung Negara Grahadi. “Bu Gubernur ingin semua tamu undangan tahu jika aliran sungai Kali Mas bersih dan enak dilihat,” tuturnya. (hjr/s/wan/jnr)