Surabaya,cakrawalanews.co – Badan Pusat Statistik (BPS) pusat mencatat pada Februari 2019 secara nasional mengalami deflasi sebesar 0,08 persen, setelah sebelumnya pada Januari 2019 terjadi inflasi sebesar 0,32 persen.
Sementara inflasi tahun kalender Februari 2019 terhadap Desember 2018 tercatat sebesar 0,24 persen, serta inflasi tahun ke tahun atau year on year (yoy) tercatat 2,57 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS pusat, Yunita Rusanti, dalam Vidio Comprens di Kantor BPS Provinsi Jawa Timur, Jumat (1/03) pagi mengatakan, dari 82 kota yang disurvei, 69 kota mengalami deflasi, sedangkan 13 kota mengalami inflasi.
Kota yang mengalami deflasi tertinggi, yakni Merauke sebesar -2,11 persen dan deflasi terendah terjadi di Serang sebesar -0,02 persen. Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi di Tual, sebesar 2,98 persen. Selanjutnya, terendah terjadi di Kendari, sebesar 0,03 persen.
“Secara umum untuk yang deflasi tertinggi di Merauke karena penurunan harga sayuran cabai itu mengalami penurunan harga. Sedangkan yang inflasi tertinggi di Tual beberapa disebabkan kenaikan harga sayuran khususnya bayam dan ikan segar,” ujar Yuanita
Berdasarkan komponennya, Yunita mengatakan, deflasi yang terjadi pada bulan tersebut karena pada harga bergejolak atau volatile price mengalami deflasi sebesar -1,30 persen dengan andil 0,25 persen.
Sementara untuk inflasi inti sebesar 0,26 persen, dengan andil 0,15 persen, dan administered price atau harga-harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,06 persen dengan andilnya 0,02 persen.
“Untuk komponen energi (di volatile price) yang terdiri dari BBM dan TDL itu mengalami deflasi 0,28 persen dengan andil -0,03 persen antara lain untuk yang bensin non subsidi yang alami penurunan harga,” imbuhnya.(wan/jnr/ryo)