Jakarta, cakrawalanews.co – Aplikasi perpesanan dunia, WhatsApp menghapus dua juta akun per bulan. 95 persen yang dihapus berasal dari laporan sistem buatan perusahaan. Mereka mendeteksi dan menghapus akun yang digerakkan oleh perangkat keras serta mampu berkirim pesan secara bersamaan lewat akun berbeda.
Dilansir dari www.theguardian.com, layanan milik Facebook itu menghapus akun berdasarkan “perilaku WhatsApp yang abnormal”. Matt Jones, teknisi software WhatsApp mengatakan sebelumnya perusahaan telah mengajak pengguna untuk melaporkan user yang mencoba mengirimkan pesan ke banyak orang. Tapi ternyata dari 95 persen akun yang dihapus berasal dari deteksi perusahaan, bukan atas laporan pengguna.
Perusahaan mendeteksi akun yang dioperasikan oleh perangkat keras. Akun itu bisa berkirim pesan sama ke beberapa akun berbeda sekaligus. Ditemukan pula beragam akun berbeda yang digerakkan dengan emulator dari komputer yang sama. Salah satu ciri akun robot adalah pesan yang dikirim jarang menampilkan status “mengetik”. Akun mencurigakan juga cenderung mengirim volume pesan yang tinggi segera setelah membuka akun baru.
Sebelumnya, WhatsApp sudah menerapkan fitur yang membatasi akun untuk meneruskan pesan maksimal kepada lima pengguna. Tujuannya sama yaitu mencegah informasi salah disebarkan secara luas. “Aplikasi perpesanan ini adalah hal yang privat,” kata Matt Jones.
Selain perbaikan teknologi, WhatsApp juga mengkampanyekan agar pengguna “menyebarkan kebahagiaan, bukan rumor”. WhatsApp juga mengajak pengguna mengkritisi pesan-pesan yang diterima di aplikasi.
Langkah ini sebagai jawaban atas kritik Pemerintah India kepada WhatsApp. Sejumlah kasus kekerasan terjadi di India menjelang pemilihan umum pada April 2019 mendatang. Penyebabnya karena berita hoaks menyebar cepat lewat aplikasi perpesanan ini.
WhatsApp menegaskan aplikasi miliknya tidak diizinkan untuk digunakan sebagai media kampanye bagi partai yang bertarung di pemilu. Oleh karena itu, akun-akun robot dipastikan akan dilarang untuk beroperasi.
“Kami bekerja sama dengan partai-partai politik untuk mengirimkan pandangan tegas kami bahwa WhatsApp bukan layanan siaran dan akan melarang akun yang terlibat dalam perilaku otomatis atau massal,” kata Carl Woog , kepala komunikasi perusahaan.
Selain WhatsApp, Facebook juga sudah menghapus 1,5 miliar akun sejak November 2018 sebagai bagian mencegah penyebaran berita salah dan hoaks. Twitter juga melakukan hal sama terhadap jutaan akun Juli lalu.(jtm/rur)