Malang, cakrawalanews.co – Bulog Malang siapkan 26.000 ton beras untuk kegiatan Operasi Pasar (OP) Ketersediaan Pasokan dan Stabilitas Harga Beras Medium pada awal 2019 di Malang.
Kepala Bulog Malang, Fachria Latuconsina, mengatakan OP digelar sesuai perintah Presiden Joko Widodo dan Direktur Utama (Dirut) Bulog untuk menjaga agar harga beras, terutama kualitas medium, tetap stabil. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi kenaikan harga karena pasokan di pasar masih rendah. Kondisi itu terjadi karena dalam beberapa bulan ke depan masih memasuki musim tanam padi.
Kepala Bulog Malang, Fachria Latuconsina, dalam rilisnya Senin (7/1) menuturkan melalui OP diharapkan harga beras medium tidak sampai melonjak melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni sebesar Rp 9.450 per kilogram.
Harga beras yang dijual Bulog di pasar dengan kemasan 5 kg dipatok sebesar Rp 8.550 per kg. Tetapi jika masyarakat mengambil sendiri di gudang Bulog dipatok sebesar Rp 8.100 per kg. Saat ini, harga beras medium di pasar di kisaran Rp 9.500 – 10.000 per kg.
Ppertama OP dikucurkan 15 ton beras yang dijual di Pasar Besar, Pasar Dinoyo, dan Pasar Blimbing, serta Rumah Pangan Kita (RPK) yaitu gerai yang menjual bahan kebutuhan pokok yang disediakan Bulog. Selanjutnya, OP beras juga menjangkau pasar-pasar tradisional secara luas serta lingkungan perumahan di tingkat kelurahan. Stok beras sebanyak 26.000 ton, sangat mencukupi untuk kebutuhan OP sepanjang 2019 karena serapan beras medium hanya mencapai 585 ton.
Wali Kota Malang, Sutiaji, mengatakan OP menunjukkan bahwa pemerintah mengantisipasi secara riil potensi kenaikan harga beras memasuki musim tanam. Dengan ketersediaan stok beras berkualitas baik dari Bulog dan harga yang terjangkau, masyarakat diharapkan dapat merespons dengan positif. Dengan demikian, harga beras diharapkan tetap stabil saat pasokan di pasar berkurang karena belum memasuki musim panen.
Kepala Seksi Statistik dan Distibusi Badan Pusat Statistik Kota Malang, Dwi Handayani Prasetyawati, mengatakan OP beras yang digelar Bulog telah efektif menekan harga komoditas pangan tersebut di Kota Malang. Bahkan, pada 2018, beras mengalami deflasi sebesar 5,5539 persen dan turut menjadi penghambat inflasi. Pada bulan tertentu harga beras memang sempat naik. Namun, jika dirata-ratakan justru terjadi deflasi, penurunan harga.
Kepala Tim Advisory Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia (BI) Malang, Jaka Setyawan, menyampaikan hal serupa. OP beras yang digelar Bulog Malang efektif meredam kenaikan harga karena digelar setiap hari. Dengan OP, komoditas pangan tersebut mudah diperoleh warga dan jika dilakukan terus menerus dapat memberikan efek psikologis bagi pasar bahwa pasokan beras mencukupi sehingga dapat menstabilkan harga.
Dia menegaskan penetapan HET beras oleh pemerintah ternyata efektif meredam kenaikan harga. Pasalnya, pedagang tidak berani semena-mena menaikkan harga.(wan/jn/ryo/s)