Probolinggo, Cakrawalanews.co – Pemerintah Kota Probolinggo mendapatkan kehormatan untuk menjadi co-host (tuan rumah) kegiatan Konferensi ICLD (Swedish International Centre for Local Democracy). Kegiatan ini digelar selama 3 hari sejak Selasa (18/12/18) hingga Kamis (20/12/18) di Hotel Bromo Park. Sejumlah pemerintah daerah yang bekerjasama dengan ICLD pun hadir dalam konferensi ini seperti Provinsi An Giang – Vietnam, Cau Giay – Vietnam, Pemkot Yogyakarta, Pemkab Gunung Kidul, dan tak ketinggalan pula Pemkot Probolinggo.
Seperti diketahui, sejak tahun 2013, Kota Probolinggo telah menjalin kerjasama dengan Kota Helsingborg, Swedia. Ini merupakan bentuk kerjasama yang didukung oleh ICLD. Tak hanya Kota Probolinggo, para peserta dari Vietnam dan DIY Yogyakarta merupakan beberapa pemerintah daerah yang bekerjasama dengan pemerintah Swedia, yang juga didukung oleh ICLD.
Program Officer pada ICLD, Rikard Eduards menyatakan konferensi ini merupakan salah satu upaya untuk lebih mengenal dengan mitra kerja ICLD. Melalui kegiatan ini, ia berharap para mitra kerja dapat memberikan masukan terhadap program yang selama ini telah berjalan.
“Tak hanya di Asia, kami juga memiliki mitra kerja di Afrika. Malahan, yang paling banyak di Afrika. Dengan adanya kerjasama ini, kami ingin baik pemerintah kota dari Swedia dan mitranya saling dapat belajar dan bertukar ilmu pengetahuan demi mewujudkan demokrasi lokal,” tutur Rikards.
Wali Kota Rukmini yang secara langsung membuka acara ini menyatakan kebanggaannya karena Kota Probolinggo dipilih menjadi co-host dari kegiatan yang digelar ICLD. Ia pun berharap konferensi yang digelar dalam konsep workshop ini dapat menjadi media komunikasi dan interaksi produktif antar peserta.
“Sekaligus menjadi sarana dalam berbagi best practice yang akan makin mempererat hubungan keakraban dan kerjasama antar kota dan antar negara, yang diharapkan dapat diwujudkan dalam peningkatan kontribusi yang konstruktif, utamanya dalam meningkatkan transparansi dan demokrasi lokal di kota masing-masing dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan peradaban global,” tutur Rukmini.
Selama konferensi digelar para peserta dapat saling mengenal satu sama lain. Bahkan di hari pertama, peserta melakukan kunjungan lapangan ke sejumlah tempat di Kota Probolinggo. Kali ini, mereka berkesempatan mengetahui bagaimana proses partisipasi masyarakat dalam membangun Kota Probolinggo. Termasuk pengolahan limbah tahu yang diproses menjadi biogas dan proses pembangunan IPAL Komunal.
Di akhir konferensi, salah satu peserta dari Vietnam, Tran Nhan Tam berharap agar kegiatan semacam ini tak hanya berhenti di sini saja namun dapat berlanjut di daerah lain. “Kami berharap workshop seperti ini menjadi agenda rutin ICLD. Dan kegiatannya bisa digelar di daerah lain, seperti di Vietnam. Sehingga kita bisa lebih mengenal satu sama lain,” tutur Tran. (Mr/alfien)