Jakarta,cakrawalanews.co – Sebuah Super Blood Moon (Bulan Darah Super) akan kembali terjadi pada 2019, tepat di awal tahun, sebagaimana dilaporkan Express, 6 Desember 2018. Bulan purnama terakhir terjadi pada bulan Januari tahun ini, dan yang lainnya akan melimpahi langit pada 22 Desember.
Bulan Darah dapat dilihat dari benua Asia, Eropa dan Afrika pada bulan Juli tahun ini, tetapi tahun depan melihat keduanya bergabung merupakan tontonan yang langka.
NASA telah menghitung Super Blood Moon berikutnya akan tiba tepat pada awal tahun, pada 21 Januari. Menyusul peristiwa ini, sejumlah reaksi yang berbeda muncul di masyarakat umum.
Kejadian langka ini akan menampilkan cahaya Matahari difilter melalui atmosfer Bumi, yang akan memancarkan cahaya merah pada satelit alam.
Orbit elips Bulan menyebabkannya berada paling dekat dengan Bumi dalam beberapa waktu, yang muncul membesar dibandingkan dengan ukuran normalnya.
Astronom akan menghargai keindahan selestial ini, karena Blood Moon dan Super Moon keduanya langka. Berbicara kepada Newsweek, daikuti dari tempo astronom Royal Observatory Greenwich, Anna Ross mengungkapkan jalur dan waktu Bulan pada 21 Januari.
Pada 2:36 pagi, tinggi di barat daya langit, bulan akan mulai gelap ketika mulai memasuki area bayangan parsial yang dihasilkan oleh Bumi (penumbra).
Pada pukul 3:33 pagi, bayangan penuh Bumi (umbra) akan mulai melewati permukaan bulan, tampak fase perubahannya dengan sangat cepat. Pada 04:41 pagi, tinggi di barat langit, gerhana penuh akan dimulai ketika bulan akan sepenuhnya tertutup oleh bayangan penuh Bumi dan menjadi merah.”
Pada pukul 05.43 pagi, gerhana penuh akan berakhir ketika bulan kehilangan warna merahnya dan mulai bergerak keluar dari bayangan penuh Bumi dan pada pukul 06.50 pagi akan tampak penuh lagi.Pada 07:48, bulan akan kembali ke kecerahannya yang biasa dan gerhana akan secara resmi berakhir. (wan/tmp/bs)
Siap siap, ada Super Blood Moon di Januari 2019
Leave a comment