Surabaya, cakrawalanews.co – DPRD Surabaya memberi atensi khusus terhadap insiden Surabaya Membara yang menelan korban. Wakil rakyat yang berkantor di Jalan Yos Sudarso ini mendorong Pemkot Surabaya memberi perhatian khusus.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya Junaedi sangat menyayangkan sikap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang tidak mau memberikan santunan terhadap korban. Sikap terkesan tidak memiliki simpati terhadap keluarga korban.
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Surabaya ini memandang, siapapun penyelenggara acara tersebut, pihaknya tetap mendorong agar Pemkot Surabaya peduli sekaligus memberikan santunan kepada korban. Karena hal ini menyangkut warganya sendiri.
“Saya prihatin dengan statement Wali Kota di media yang terkesan apriori, karena sebagai kepala daerah harusnya bijaksana dalam bersikap, tidak bersikap seperti itu, apalagi menyangkut warganya sendiri, lha wong warga diluar saja diperhatikan, mosok warganya sendiri dibiarkan,” ucapnya.
Junaedi memandang, diakui atau tidak, kegiatan yang gelar oleh elemen masyarakat itu juga turut mengharumkan nama Kota Surabaya, dan patut di apresiasi. Karena didalamnya mengandung unsur pendidikan soal sejarah kepahlawanan yang terjadi pada tanggal 10 November di Kota Surabaya.
“Insiden sudah terjadi dan menelan korban 3 nyawa melayang dan belasan luka-luka, jangan ditanya soal perizinan lagi, selamatkan dulu korbannya,” tegasnya.
Namun demikian, Caleg Partai Demokrat untuk DPRD Surabaya dari Dapil 5 dengan nomor urut 1 ini mengapresiasi Pemkot Surabaya yang telah membantu pengobatan para korban insiden Surabaya Membara melalui rumah sakit umum daerah (RSUD) Dr. Soewandhi. Setidaknya langkah ini bagian dari bukti pemkot masih memiliki kepedulian.
Hal senada juga dikatakan Ketua DPRD Surabaya Armuji. Dia meminta kepada pemkot Surabaya untuk menggunakan dana tanggap bencana atau bila perlu BOP yang nilainya cukup tinggi. Anggaran ini bisa dipakai untuk membantu para korban.
“Dana untuk tanggap bencana itu kan ada atau pakai saja BOP yang nilainya cukup tinggi itu, jangan hanya karena tidak laporan, lantas statemen seperti itu, lha apa anak pengebom yang jadi korban itu juga pakai laporan, kok bisa dibantu,” tutur Armuji.
Caleg PDIP Dapil 1 Surabaya untuk DPRD Jatim ini mencontohkan beberapa insiden yang mendapatkan bantuan dari pemkot Surabaya.
“Korban kebakaran itu sebelumnya juga nggak pakai laporan, kok bisa dibantu, terus apa bedanya dengan insiden di viaduk itu, demikian juga dengan korban Air Asia, Lombok, Palu dan Donggala juga dibantu, kok sekarang tidak, ini kenapa, bonek yang nggandol sepur juga dibantu,” terangnya.
Seharusnya, kata Armuji, Pemkot Surabaya justru memberikan apresiasi kepada elemen masyarakat yang bisa menjadi penyelenggara acara Surabaya Membara itu. Karena acara itu tanpa bantuan siapapun bisa terselenggara.
“Ini kan acara upaya masyarakat, kok malah nggak dihargai, apalagi terjadi insiden yang terhadap warga Kota Surabaya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Surabaya menegaskan tidak akan memberikan santunan kepada para korban meninggal maupun luka-luka atas insiden drama kolosal “Surabaya Membara” yang digelar di Viaduk Jalan Pahlawan, Surabaya.
“Kita tidak ada itu (santunan). Nanti kalau begitu semua akan begitu. Tidak bisa seperti itu. Ini sudah saya sampaikan ke sekda (sekretaris daerah),” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini usai upacara Hari Pahlawan di Taman Surya Surabaya.
Hanya saja, lanjut dia, Pemkot Surabaya akan merawat tuntas semua korban “Surabaya Membara” yang sampai saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Soewandhie.
“Kami juga lihat uang kita tidak ada tunai. Ini pun untuk penghargaan Hari Pahlawan, kami urunan,” katanya.(adv/hdi)