Surabaya, cakrawalanews.co – Sedotan plastik masih menduduki peringkat ke-5 penyumbang sampah plastik di dunia tak terkecuali Indonesia. Divers Clean Action (DCA) mencatat rata-rata setiap orang menggunakan sedotan sekali pakai sebanyak 1-2 kali setiap hari, dan perkiraan pemakaian sedotan di Indonesia setiap harinya mencapai 93.244.847 batang yang berasal dari restoran, minuman kemasan dan sumber lainnya (packed straw). Bahkan jika dijajar panjangnya mencapai 16.324 kilometer, atau setara jarak dari Jakarta ke kota Meksiko.
“Sampah plastik terutama sedotan sangat mudah masuk ke laut. Ketika sedotan sampai di laut sangat mudah dimakan biota laut . Yang mana dampaknya bisa buruk kepada manusia, secara tidak langsung lewat rantai makanan,” ujar Amrullah Rosadi – Outreach Specialist Divers Clean Action di Surabaya, Jumat, (2/11/18).
Melihat kondisi tersebut KFC Indonesia sejak tahun 2017 lalu telah mencanangkan gerakan #Nonstrawmovement yang dimulai dengan wilayah Jabodetabek, dan pada Mei menjadikan gerakan tanpa sedotan plastik ini menjadi gerakan nasional.
“Saat ini 630 gerai KFC di seluruh Indonesia tidak menyediakan lanhsung sedotan plastik dengan menghilangkan dispenser sesotan dan mengajak seluruh konsumen untuk tidak menggunakannya kecuali sangat membutuhkan,” tegas Hendra Yuniarto, General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia, saat dijumpai dalam kesempatan yang sama.
Gerakan ini, lanjut Hendra, merupakan bentuk komitmen dan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dimana KFC mengajak konsumen untuk turut peduli kepada keselamatan laut dan kehidupannya dengan menolak sedotan plastik sekali pakai saat memesan minuman di restoran KFC atau dimanapun mereka menikmati minuman.
“Sampai akhir tahun ini, KFC menargetkan penggunaan sedotan akan turun hingga hingga 54% di 630 gerai di seluruh Indonesia. Dengan menjadikan gerakan ini menjadi gerakan nasional KFC Indonesia, kami berharap dapat semakin mengurangi penggunaan sedotan plastik dan berkontribusi dalam penyelamatan laut Indonesia,” imbuhnya.
Hendra lantas mengungkapkan, sejak dilaksanakan gerakan #Nostrawmovement di KFC di enam gerai pada Mei hingga akhir tahun 2017, lalu meluas ke 233 gerai KFC di wilayah Jabodetabek sejak akhir tahun 2017, pemakaian sedotan plastik di gerai KFC secara bertahap mengalami penurunan hingga 45 persen di setiap gerainya.
Sebenarnya, kata Hendra, yang menjadi target KFC bukan semata-mata pada penurunan pemakaian sedotan tetapi meningkatnya kesadaran konsumen tidak memakai sedotan saat minum di kafe maupun restoran. Jika kesadaran ini diawali dari gerai KFC, maka konsumen berada di kafe atau restoran lainnya juga bersikap hal yang sama tidak menggunakan sedotan kecuali benar-benar dibutuhkan.
”Gerakan yang dilakukan KFC Indonesia ini, ternyata mampu menggerakkan KFC di luar Indonesia seperti di Singapura, Hong Kong, Jepang. Bahkan brand juga ikut melakukan gerakan serupa,” pungkasnya. (rur)