Jakarta, Cakrawalanews.co – Pemerintah terus memutar otak agar bisa membeli 51 persen saham PT Freeport. Dalam perhitungan pemerintah, “koalisi” BUMN pertambangan ternyata belum cukup untuk membeli 51 persen saham Freeport. Akhirnya, pemerintah menggunakan uang rakyat yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Menteri BUMN, Rini Soemarno saat di Plaza Mandiri Jakarta tadi malam mengungkapkan, penggunaan uang BPJS Ketenagakerjaan dijadikan salah satu opsi bersama BUMN tambang dan Pemerintah Provinsi Papua melalui skema Special Purpose Vehicle (SPV).
“Secara garis besar bahwa BUMN akan bentuk special purpose vehicle adalah antara BUMN dengan Pemprov Papua dan kemungkinan BPJS Ketenagakerjaan tapi mayoritas (saham dimiliki) BUMN,” kata Rini Soemarno.
Proses negosiasi antara pemerintah dengan Freeport Indonesia juga masih terus berjalan. Hanya saja, Rini enggan merinci lebih jauh mengenai perkembangan proses tersebut.
“Freeport sekarang masih negosiasi, enggak bisa komunikasi banyak. Hari ini masih terus, terus besok,” ujar Rini.
Saat ini, Kementerian BUMN masih melakukan penghitungan lebih jauh mengenai nilai pembelian saham Freeport Indonesia. Kementerian yang dipimpin Rini juga rutin berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan.
“Memang divestasi ini Kementerian BUMN diberikan tanggung jawab lakukan kalkulasi dan komunikasi bersama Kemenkeu dengan Freeport. Masih on progress metode divestasinya maupun metode valuation-nya masih negosiasi,” tutup Rini.
Rini juga memastikan holding BUMN rambang mampu membeli saham Freeport Indonesia hingga 51%. Rini cukup yakin keempat BUMN tambang mampu menyerap saham Freeport Indonesia, antara lain Inalum, Timah, Bukit Asam, dan Antam.
“Mampu. Kalau kita enggak mampu sudah dikatakan dari awal,” tegas Rini.
Rini menilai aset dan arus kas keempat BUMN tambang cukup untuk mencaplok saham Freeport Indonesia. Terlebih lagi keempat BUMN tambang juga memiliki kemampuan untuk terlibat dalam operasi tambang Freeport Indonesia.
“Justru kita lihat dari aset maupun cashflow di (BUMN) tambang kita. Di perusahaan-perusahaan tambang kita yakin kita mamlu melakukannya,” ujar Rini.
Dari sisi permodalan, Rini mencontohkan bagaimana Pertamina selaku BUMN migas mampu membangun kilang minyak alias refinery hingga US$ 15 miliar. “Secara konteks BUMN-BUMN kita cukup kuat dan cukup besar. Sebagai contoh Pertamina saja kalau bicarakan mengenai investasi refinery bisa sampai US$ 15 miliar kerja samakan dengan Rosneft,” kata Rini.
“Kita mampu dan justru ini memperkuat BUMN untuk lakukan hal-hal seperti ini jangan lupa bahwa Indonesia punya kekayaan natural resources besar,” tambah Rini.(dtc/ziz)