Jakarta, Cakrawalanews.co – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno secara resmi menunjuk PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) untuk mengambil 51 persen saham PT Freeport Indonesia.
Rini percaya diri jika pengambilalihan 51 persen saham Freeport tak perlu menunggu holding BUMN yang sempat direncanakannya.
“Tidak harus menunggu (holding) karena yang ngambil kan Inalum,” kata Rini Soemarno di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (20/9/2017).
Meski begitu, BUMN tutur Rini, akan memantau dan memformulasikan cara valuasi aset Freeport yang paling tepat terlebih dahulu. Selain itu, Rini juga berharap agar proses penawaran divestasi Freeport bisa rampung paling lama akhir 2018 mendatang.
“Jadi dengan financial advisor kami dan lawyer kami sedang menyiapkan timing-nya maupun cara valuasinya,” kata Rini.
Sebelumnya, Komisi VI DPR meyakini perusahaan BUMN mampu mengambil alih 51 persen saham PT Freeport Indonesia. Syaratnya, BUMN tambang harus membentuk holding sehingga kuat dari sisi permodalan.
“Kami punya keyakinan yang sama (dengan Kementerian BUMN) bahwa BUMN kita bisa,” ujar Ketua Komisi VI Teguh Juwarno di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (30/8/2017).
Menurut Teguh, holding BUMN tambang bisa membuat kinerja perusahaan menjadi lebih efisien. Konsolidasi juga akan membuat BUMN itu kuat secara ekuitas.
Selain itu Komisi VI menilai kepercayaan pasar kepada BUMN tambang juga akan tumbuh melalui holding. Hal itu membuat peluang BUMN tambang mendapatkan suntikan modal menjadi kian lebar.
Seperti diketahui, Freeport McMoran memastikan bersedia melepas 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) ke tangan Indonesia setelah perundingan panjang dengan pemerintah.
Berdasarkan PP Nomor 1 Tahun 2017, pihak yang paling terdepan mendapatkan saham Freeport adalah pemerintah pusat. Bila pemerintah tidak bersedia, barulah saham akan ditawarkan ke pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan terakhir swasta nasional.(kcm/ziz)